MOBILE LEARNING (m-learning)

Pemanfaatan Teknologi Pembelajaran dalam proses belajar mengajar akan memberikan kontribusi nyata. Pembelajaran akan lebih, mudah, berkreasi, efektif dan efisien, menarik dan dapat berlangsung dimanapun dan kapanpun. Teknologi atau Teknologi Informasi dapat mendukung pembelajaran dengan berbagai sumber belajar dan dapat mengaksesnya setiap saat. Seperti yang disampaikan Warsita (2008:175) : “Dukungan atau kontribusi teknologi informasi dalam teknologi pembelajaran ini mencakup aspek infrastruktur, informsai dan telekomunikasi, sumber daya manusia dan acuan/produk hukum telematika sehingga dapat berperan untuk membelajarkan manusia dengan mengembangkan atau menggunakan sumber belajar.
Dengan memanfaatkan penggunaan multimedia khususnya Multimedia Interaktif dan Mobile Learning, peserta didik mendapatkan pengalaman baru secara maksimal. Kesempatan kepada peserta didik  untuk mendapatkan materi yang lebih interaktif, menarik akan lebih banyak dan tidak terfokus pada ceramah guru lagi, yang pada akhirnya mendapatkan  pemahaman dan pengetahuan yang lebih.
Nasution (1982:24) mengemukakan bahwa setiap penelitian harus mempunyai tujuan-tujuan yang harus dicapai. Tujuan harus bertalian erat dengan masalah yang dipilih serta analisis masalah tersebut. Dengan mengadakan penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis pemanfaatan Multimedia Interaktif dan Mobile Learning dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik.
 
Mobile Learning (m-learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan device (perangkat) bergerak atau portable  seperti telepon genggam,PDALaptop dan tablet PC, yang memungkinkan peserta didik dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, dimanapun dan kapanpun mereka berada.
Quinn (dalam Sadikin,2012) mendefinisikan Mobile Learning didefinisikan sebagai berikut: "… The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-learning independent of location in time or space". (titik temu antara mobile learning dan e-learning merupakan sumber-sumber yang dapat diakses dengan mudah dimanapun peserta didik berada, kemampuan pencarian yang kuat, sangat interaktif, bantuan yang sangat kuat untuk pembelajaran yang efektif, dan penilaian yang didasarkan pada perbuatan. E-learning bisa dimanfaatkan kapanpun dan dimanapun)

Berdasarkan definisi tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Hal senada juga diungkapkan oleh Darmawan (2012:15) bahwa alasan-alasan mobile learning ini dikembangkan adalah:

  • Dapat digunakan kapanpun dan dimanapun (dalam jaringan /luar jaringan)
  • Cakupan luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS, CDMA) tanpa harus membangun sendiri, karena jaringan telah tersedia dimana-mana.
  • Integrasi dengan sistem yang ada khususnya: integrasi dengan e-learning; integrasi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan (sistem informasi akademik); integrasi dengan sistem lainnya misalnya, instant messaging.
Konten pembelajaran dalam m-learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan perangkat untuk menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik perangkat maupun pengguna. Konten yang cukup menarik adalah aplikasi perangkat lunak yang dipasang pada divais. Perangkat lunak dapat dikostumisasi sesuai kebutuhan sehingga akan lebih mudah dan intuitif untuk digunakan. Aplikasi perangkat lunak ini juga mampu menggabungkan konten-konten lain seperti teks, audio dan video sehingga menjadi lebih interaktif. Jenis aplikasi yang saat ini banyak digunakan antara lain aplikasi berbasis WAP/WML, aplikasi Java, aplikasi Symbian, dan lain-lain.
Mobile learning akan cukup tepat jika diterapkan pada proses pembelajaran. Sebagaimana kita ketahui rata-rata peserta didik di lingkungan Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai Handphone yang memiliki fitur-fitur yang telah dijelaskan diatas. Handphone yang dipergunakan peserta didik pada saat sekarang minimal memiliki fitur MP4 dan MP3, hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk menerapkan m-learning dalam proses pembelajaran. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan m-learning adalah bahwa tidak semua konten pembelajaran konvensional maupun konten pembelajaran e-learning akan dapat ditransformasikan ke dalam konten m-learning, karena hanya konten yang mendukung dan terdapat aplikasi di perangkat bergeraknya yang bisa diterapkan pada pembelajaran mobile learning tersebut.


Kajian Teori Mobile Learning


KAJIAN TEORI
“Mobile Learning”

mobile learning
Mobile learning (m-learning) adalah pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan perangkat mobile. Dalam hal ini, perangkat tersebut dapat berupa PDA, telepon seluler, laptop, tablet PC, dan sebagainya. Dengan mobile learning, pengguna dapat mengakses konten pembelajaran di mana saja dan kapan saja, tanpa harus mengunjungi suatu tempat tertentu pada waktu tertentu. Jadi, pengguna dapat mengakses konten pendidikan tanpa terikat ruang dan waktu. Hardhono dan Darmayanti (2002); Simamora (2002); Brown (2001);Haryono dan Alatas (2000) menyiratkan bahwa e-Learning itu merupakankonsep belajar jarak jauh dengan menggunakan teknologi telekomunikasi dan informasi. Berdasarkan definisi tersebut, mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Beberapa kemampuan penting yang harus disediakan oleh perangkat pembelajaran m-learning adalah adanya kemampuan untuk terkoneksi ke peralatan lain terutama komputer, kemampuan menyajikan informasi pembelajaran dan kemampuan untuk merealisasikan komunikasi bila teralantara pengajar dan pembelajar. Clark Quinn (Quinn 2000) mendefinisikan mobile learning sebagai : “The intersection of mobile computing and e-learning : accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space”. O’Malley et al. (2003) said that mobile learning is “. . . any sort of learning that happens when the learner is not at a fi xed, predetermined location, or learning that happens when the learner takes advantage of learning opportunities offered by mobile technologies.” This is similar to John Traxler’s (2005) defi nition that mobile learning is “. . . any educational provision where the sole or dominant technologies are handheld or palmtop devices.” Keegan (2005) tried to define mobile learning by the size of the mobile device: “Mobile learning should be restricted to learning on devices which a lady can carry in her handbag or a gentleman can carry in his pocket.” Geddes (2004) defined mobile learning as “the acquisition of any knowledge and skill through using mobile technology, anywhere, anytime, that results in an alteration in behaviour.” Atas dasar definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Pada konsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik. Istilah M-Learning atau Mobile Learning merujuk pada penggunaan perangkat genggam seperti PDA, ponsel, laptop dan perangkat teknologi informasi yang akan banyak digunakan dalam belajar mengajar, dalam hal ini kita fokuskan pada perangkat handphone (telepon genggam). Tujuan dari pengembangan mobile learning sendiri adalah proses belajar sepanjang waktu (long life learning), siswa/mahasiswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran, menghemat waktu karena apabila diterapkan dalam proses belajar maka mahasiswa tidak perlu harus hadir di kelas hanya untuk mengumpulkan tugas, cukup tugas tersebut dikirim melalui aplikasi pada mobile phone yang secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas proses belajar itu sendiri.
Implementasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada lembaga pendidikan saat ini sudah menjadi keharusan, karena penerapan TIK dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan suatu institusi pendidikan. Tidak sedikit guru/dosen yang memanfaatkan kemajuan teknologi dengan mengunakan internet sebagai pembelajaran online atau biasa kita dengar dengan online learning. Tren baru dalam dunia eLearning saat ini adalah dikenal adanya dengan istilah Mobile Learning, penggunaan media portable seperti Smartphone, IPhone, PCTablet untuk mengakses sistem pembelajaran online sedang ramai dibicarakan dan digunakan. Penggunaan Mobile Learning sebagai penunjang proses belajar mengajar ini dirasa bisa menambah fleksibilitas dalam kegiatan belajar mengajar.
Mobile learning didefinisikan oleh Clark Quinn [Quinn 2000] sebagai :The intersection of mobile computing and e-learning: accessible resources wherever you are, strong search capabilities, rich interaction, powerful support for effective learning, and performance-based assessment. E-Learning independent of location in time or space.
Berdasarkan definisi tersebut maka mobile learning merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.Padakonsep pembelajaran tersebut mobile learning membawa manfaat ketersediaan materi ajar yang dapat di akses setiap saat dan visualisasi materi yang menarik.Hal penting yang perlu di perhatikan bahwa tidak setiap materi pengajaran cocok memanfaatkan mobile learning.
Hal senada juga diungkapakan oleh gatot susanto Menurut Gatot Susanto Mobile learning adalah Information Technology and Telecommunications to the Internet becomes the main priority in the development of world progress. These developments provide new breakthrough in mobile learning using mobile IT devices or so-called mobile learning (m-learning). M-Learning has some excess capacity for learning that can be accessed anytime, anywhere, by anyone. The problems that still esist on still on m-learning is that the lack of hardware and platforms that required by the system design and ease of access. One also needs a special study of each section dealing with the existing m-learning in order to get comfortable for the user. The aim of this study is to address the issue by using multimedia as content that can offer a more clear and specific information. Multimedia services m-learning require internet connection and good access, and also requires capable hardware to enjoy the overall bias with good services by using phones that support multimedia mobile facilities. Expected results of this study is a software-based content provider, and the main target is to design m-learning with multimedia services.
Menurut Darmawan (2013,15) menyatakan pemikiran dalam mengembangkn Mobile Learning ini didasari oleh alasan-alasan pokok, yaitu.
• Dapat digunkan kapanpun dimanapun (dalam jaringan/luarjaringan)
• Cakupan luas, dapat menggunakan jaringan seluler komersial (GSM, GPRS, CDMA) tanpa harus membangun sendiri, karena jaringan telah tersedia di mana-mana.
• Integrasi dengan sistem yang ada khususnya mampuintegrasi dengan e-learning, integrasi dengan sistem penyelenggaraan pendidikan, integrasi dengan sistem lainnya misal instant message.

Dari pendapat diatas jelas bahwa mobile learning merupakan paradigma baru dalam dunia pembelajaran. Model pembelajaran ini muncul untuk merespon perkembangan dunia teknologi informasi dan komunikasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi bergerak, yang sangat pesat belakangan ini. Selain itu tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini, divais komunikasi bergerak adalah salah satu perangkat yang lekat dengan kehidupan sehari-hari aktor pembelajaran seperti pengajar dan siswa. Dalam mobile learning tentunya terdapat karakteristik atau ciri-ciri di dalamnya. Menurut Soekawarti (2003) karakteristik dari mobile learning antara lain adalah:
• Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; antara pendidik dan peserta didik, antar peserta didik sendiri, atau antar pendidik-pendidik, dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler;
• Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang disimpan di dalam ponsel atau komputer sehingga dapat diakses oleh pendidik dan peserta didik kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya; dan
• Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di ponsel atau komputer.
Dari pendapat diatas jelas bahwa mobile learning mempunyai karakter yang memang relevan dengan kemajuan jaman. Mobile learning semakin memudahkan kehidupan atau dunia pembelajaran yang ada jika kita mengamati dari segi karakteristiknya. Dewasa ini mobile learning sangatlah baik bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya di indonesia.
Mobile learning merupakan interseksi dari mobile computing dan e-learning yang menyediakan sumber daya yang dapat diakses dari manapun, kemampuan sistem pencarian yang tangguh, interaksi yang kaya, dukungan yang penuh terhadap pembelajaran yang efektif dan penilaian berdasarkan kinerja. Model alternatif pembelajaran yang memiliki karakteristik tidak tergantung lokasi dan waktu. Selain hal tesebut, model alternatif tersebut juga diharapkan mampu menyediakan fasilitas knowledge sharing dan visualisasi pengetahuan sehingga pengetahuan menjadi lebih menarik dan mudah dipahami. Konsep tersebut di harapkan dapat mendorong terwujudnya suasana pembelajaran yang baru dan dapat memotivasi semangat belajar siswa dan guru.
Selain dari pada itu mobile learning memiliki berbagai konten di dalamnya. Konten pembelajaran dalam m-Learning memiliki jenis bermacam-macam. Konten sangat terkait dengan kemampuan divais untuk menampilkan atau menjalankannya. Keragaman jenis konten ini mengharuskan pengembang untuk membuat konten-konten yang tepat dan sesuai dengan karakteristik device maupun pengguna. Diantaranya ada teks, gambar, audio, video dan aplikasi perangkat lunak.
Dalam penggunaan mobile learning kita tetap harus menggunakan telaah kurikulum atau penyesuaian materi. Karena ada beberapa materi yang tidak dapat dijadikan mobile learning pada proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pernyataan Stevanus Wisnu Wijaya (2006) menjelaskan bahwa materi ajar yang tidak cocok mengadopsi konsep mobile learning antara lain: materi yang bersifat hands on, keterampilan sebagaimana dokter gigi, seni musik khususnya mencipta lagu, interview skills, team work seperti marketing maupun materi yang membutuhkan pengungkapan ekspresi seperti tarian. Mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas maka pModel Mobile Learning merupakan manifestasi dari kesiapan seluruh komponen organisasi untuk mengadopsi e-learning. Model Mobile Learning tidak hanya untuk mengukur tingkat kesiapan institusi untuk mengimplemantasikan e-learning. Tetapi yang lebih penting adalah dapat mengungkap faktor atau area mana masih lemah dan memerlukan perbaikan dan area mana sudah dianggap berhasil atau kuat dalam mendukung implementasi e-learning. Model Mobile Learning pada tahap analisis digunakan untuk menyusun materi kebutuhan yang menjadi base line untuk tahap desain, pengembangan, dan implementasi. Pada tahap evaluasi, model Mobile Learning digunakan untuk mengukur keberhasilan dan menentukan prestasi untuk proses perbaikan pada periode berikutnya menerapan mobile learning lebih baik pada jenjang pendidikan tinggi.

About the author

Admin
Donec non enim in turpis pulvinar facilisis. Ut felis. Praesent dapibus, neque id cursus faucibus. Aenean fermentum, eget tincidunt.

0 comments:

Copyright © 2013 INOVASI PENDIDIKAN and Hadi Suryanto.